Setelah hampir enam tahun akhirnya kusadari bahwa hubunganku dengan Roby sudah tidak mungkin dilanjutkan lagi. Kukirim email terakhirku memintanya untuk tidak menghubungiku lagi dan kita jalani kehidupan kita masing-masing. Kemudian kuputuskan untuk menghentikan sama sekali kontakku dengan Roby. Kubakar semua photo-photo, barang-barang pemberiannya, surat-surat dan semua catatan alamat rumah, email dan nomor teleponnya. Aku pindah kerja ke kota lain, kujual rumahku yang lama dan pindah rumah di kota tempat kerjaku yang baru. Kuganti nomor telephone dan kututup account email yang selama ini kupakai. Semua itu kulakukan tanpa memberi tahu Roby sama sekali. Selama ini kita berdua tidak ada yang mampu untuk saling meninggalkan walaupun kita berdua menyadari bahwa hubungan kami akan sangat menyakitkan kalau diteruskan. Aku tahu bahwa aku akan sangat tersiksa, tapi aku harus melakukan hal ini, karena aku tahu kalau Roby tidak mungkin akan mau melakukannya.
Untuk melupakan Roby, kuhabiskan waktuku hanya untuk kerja, kerja dan kerja. Kuhindari tempat-tempat ramai yang bisa mengingatkanku pada Roby. Week-end seringnya kuisi dengan mendengarkan musik dan berkaraoke di rumah, membaca buku-buku dan majalah kesukaanku, ‘browsing’ internet dan ‘chatting’, serta meneruskan hobbyku menulis.
Walaupun akhirnya aku bisa meninggalkan Roby, tapi rasa sakit yang ditinggalkan masih terus membekas dan sulit untuk hilang. Hidupku terasa hampa, kosong dan hambar. Tak kurasakan lagi rasa ketertarikan pada cowok, tapi ada rasa aneh yang selalu mendorongku, untuk menunjukkan bahwa aku bisa menggaet cowok yang kumau dan mempermainkannya kalau mau. Aku menyadari bahwa rasa aneh tersebut bila kuikuti akan sangat tidak membantu untuk menghilangkan kehampaan hidupku apalagi untuk menemukan pengganti Roby. Tapi karena pada dasarnya aku ini sebenarnya punya sifat yang suka bercanda dan menjurus agak gokil, kadang secara tidak sadar aku suka iseng melakukannya juga.
Iseng-ku suka kumat kalau ada cowok/teman yang mau gokil ke aku, dijamin ku-iseng-in balik. Tapi keisenganku lebih sering aku tujukan pada teman chatting di internet. Walaupun aku selalu mencari teman chatting yang tidak hanya bisa bercanda, tapi juga bisa diajak ngomong serius atau berdiskusi dengan ‘smart’, baik cowok lokal, interlokal maupun internasional, tapi setelah kita nyambung ngomongnya dan akhirnya jadi teman chatting tetap, kebanyakan pada akhirnya mengajak untuk copy darat. Isengku kumat kalau yang mengajak copy darat adalah cowok cakep. Biasanya isengku ini hanya ingin menge-test ke-gokil-anku apakah aku ‘LULUS GOKIL’ yaitu : memang pengin gokil saja dan atau perasaanku masih hambar walau sudah ketemu dan ditaksir cowok cakep” ; atau aku ‘GAGAL GOKIL’ yaitu : aku jatuh cinta lagi”. Kadang ada rasa was-was dan khawatir ‘kuwalat’ juga kalau lagi iseng…….tapi memang dasar gokil…tetep saja gokil….he..he….
No comments:
Post a Comment